barisan dan deret aritmatika
Disini saya akan mengawali pembahasan dengan
memberikan pengertian mengenai barisan dan deret aritmatika, barulah setelah
itu saya akan mengajak kalian untuk memahami cara mengaplikasikan rumus-rumus
tersebut. Saya berharap setelah kalian mempelajari materi ini, kalian akan
mampu menjawab soal-soal yang berkenaan dengan barisan dan deret aritmatika
dengan lebih tangkas dan cepat. Oleh karenanya, perhatikan setiap penjelasan di
bawah ini dengan fokus dan penuh konsentrasi.
Pembahasan Materi Barisan dan Deret Aritmatika Terlengkap
Pengertian Barisan Aritmatika
Sebelum memahami pengertian barisan aritmatika kita harus mengetahui
terlebih dahulumengenai pengertian basiran bilangan. Barisan bilangan merupakan
sebuah urutan dari bilangan yang dibentuk dengan berdasarkan kepada
aturan-aturan tertentu. Sedang
kan barisan aritmetika dapat didefinisikan sebagai suatu barisan bilangan yang tiap-tiap pasangan suku yang berurutan mengandung nilai selisih yang sama persis, contohnya adalah barisan bilangan: 2, 4 , 6, 8, 10, 12, 14, ...
kan barisan aritmetika dapat didefinisikan sebagai suatu barisan bilangan yang tiap-tiap pasangan suku yang berurutan mengandung nilai selisih yang sama persis, contohnya adalah barisan bilangan: 2, 4 , 6, 8, 10, 12, 14, ...
Barisan bilangan tersebut dapat disebut sebagai barisana aritmatika
karena masing-masing suku memiliki selisih yang sama yaitu 2. Nilai selisih
yang muncul pada barisan aritmatika biasa dilambangkan dengan menggunakan huruf b. Setiap bilangan yang membentuk
urutan suatu barisan aritmatika disebut dengan suku. Suku ke n dari sebuah
barisan aritmatika dapat disimbolkan dengan lambang Un jadi untuk menuliskan suku ke 3 dari sebuah barisan kita dapat
menulis U3. Namun, ada
pengecualian khusus untuk suku pertama di dalam sebuah barisan bilangan, suku
pertama disimbolkan dengan menggunakan huruf a.
Maka, secara umum suatu barian aritmatika memiliki bentuk :
U1,U2,U3,U4,U5,...Un-1
a, atb, a+2b, a+3b, a+4b,...a+(n-1)b
Cara Menentukan Rumus suku ke-n dari Sebuah Barisan
Pada barisan aritmatika, mencaru rumus suku ke-n menjadi lebih mudah
karena memiliki nilai selisih yang sama, sehingga rumusnya adalah:
U2 = a + b
U3 = u2 + b = (a + b) + b = a +
2b
U4 = u3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = u4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = u5 + b = (a + 4b) + b = a + 5b
U7 = u6 + b = (a + 5b) + b = a + 6b
.
.
.
U68 = u67+b = (a + 66b) + b = a + 67b
U87 = u86+b = (a + 85b) + b = a + 86b
Berdasarkan kepada pola urutan diatas, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa rumus ke-n dari sebuah barisan
aritmatika adalah:
Un = a + (n – 1)b dimana n merupakan bilangan asli
Pengertian Deret Aritmatika
Deret aritmatika dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari
anggota barisan aritmatika yang dihitung secara berurutan. Sebagai contoh kita
ambil sebuah barisan aritmatika 8,12,16,20,24 maka deret aritmatikanya adalah
8+12+16+20+24
Untuk menghitung deret aritmatika tersebut masih terbilang mudah
kaerna jumlah sukunya masih sedikit:
8+12+16+20+24 = 80
Namun, bayangkan jika deret aritmatika tersebut terdiri dari ratusan
suku, tentu akan sulit untuk menghitungnya, bukan? Oleh karenanya, kita harus mengetahui
rumus untuk menghitung jumlah deret aritmatika. Rumus yang biasa digunakan
adalah:
Sn = (a + Un) × n : 2
Sebelumnya kita sudah mengetahui rumus untuk menghitung Un, maka rumus
tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Sn = (a + a + (n – 1)b) × n : 2
Sisipan pada Deret Aritmatika
Sisipan pada deret aritmatika dapat diperoleh dengan cara menambahkan
deret kecil aritmatika lainnya diantara dua buah suku yang berurutan di dalam
sebuah deret aritmatika. Untuk memahaminya dengan lebih mudah perhatikan saja
contoh berikut ini:
Deret aritmatika awal: 2+8+14+20+26+32
Deret aritmatika setelah diberi sisipan:
2+4+6+8+10+12+14++16+18+20+22+24+26+28+30+32
Nilai selisih pada deret aritmatika yang telah diberi sisipan (b1)
dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
b1 = b/(k+1)
b1 = selisih pada deret yang telah diberi sisipan
b = selisih pada deret
aritmatika awal
k = banyaknya bilangan yang
disisipkan
sebagai contoh untuk menghitung selisih deret baru pada deret
aritmatika yang telah saya tuliskan diatas adalah:
Deret awal: 2+8+14+20+26+32
Deret baru: 2+4+6+8+10+12+14++16+18+20+22+24+26+28+30+32
Rumus: b1 = b/(k+1)
Diketahui:
b = 8 – 2 = 6
k = 2
Maka:
b1 = 6/(2+1)
b1 = 6/3
b1 = 2
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian barisan dan deret aritmatika. Sebenarnya materi ini tidak terlalu sulit untuk dipelajari, kita hanya harus lebih teliti dan berhati-hati dalam menghitung setiap suku yang ada agar hasilnya menjadi benar. Untuk memperdalam pemahaman mengenai barisan dan deret aritmatika, sebaiknya kalian terus berlatih dengan mencoba memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan materi di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar